Jumlah ibu terkena depresi pascapersalinan kian meningkat di AS

Menurut data terbaru yang dirilis oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, jumlah ibu yang mengalami depresi pascapersalinan semakin meningkat. Depresi pascapersalinan adalah kondisi mental yang serius dan dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

Depresi pascapersalinan dapat terjadi pada ibu setelah melahirkan selama beberapa minggu atau bulan. Gejalanya meliputi perasaan sedih, cemas, lelah, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari, kesulitan tidur atau makan, dan perubahan suasana hati yang ekstrem. Jika tidak diobati, depresi pascapersalinan dapat berdampak negatif pada hubungan ibu dan bayi, serta meningkatkan risiko gangguan perkembangan pada bayi.

Penyebab depresi pascapersalinan dapat bervariasi, termasuk perubahan hormon, stres, kurangnya dukungan sosial, dan riwayat gangguan mental sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi ibu yang mengalami gejala depresi pascapersalinan untuk segera mencari bantuan dan dukungan medis.

CDC merekomendasikan agar ibu yang mengalami depresi pascapersalinan segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan mental untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Perawatan untuk depresi pascapersalinan dapat meliputi terapi psikologis, obat-obatan, dukungan sosial, dan perubahan gaya hidup yang sehat.

Dengan meningkatnya kesadaran akan depresi pascapersalinan dan peningkatan akses terhadap perawatan yang tepat, diharapkan jumlah ibu yang mengalami kondisi ini dapat dikurangi dan kesehatan mental mereka serta bayinya dapat terjaga dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk terus mendukung program-program kesehatan mental ibu pasca melahirkan demi menciptakan generasi yang sehat dan bahagia di masa depan.