Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menpar) Sandiaga Uno menyatakan bahwa penyebaran wisatawan di Bali belum merata. Hal ini disampaikan dalam acara diskusi yang diadakan oleh Komisi X DPR RI pada hari Senin (5/4).
Menpar mengungkapkan bahwa sebagian besar wisatawan yang datang ke Bali cenderung berkumpul di beberapa lokasi wisata populer seperti Kuta, Seminyak, dan Ubud. Hal ini menyebabkan daerah-daerah lain di Bali tidak mendapatkan manfaat yang sama dari industri pariwisata yang begitu penting bagi perekonomian daerah tersebut.
Menpar juga menyebutkan bahwa penyebaran wisatawan yang tidak merata ini dapat berdampak negatif bagi keberlanjutan pariwisata di Bali. Dengan berkumpulnya wisatawan di lokasi-lokasi tertentu, hal ini dapat menyebabkan overcrowding, kerusakan lingkungan, dan ketimpangan ekonomi antara daerah wisata dan non-wisata.
Untuk mengatasi masalah ini, Menpar menyebutkan bahwa pemerintah akan melakukan berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah dengan mengembangkan destinasi wisata alternatif di daerah-daerah yang masih belum terlalu terjamah oleh wisatawan. Hal ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah-daerah yang belum terlalu ramai dan mendistribusikan manfaat pariwisata secara lebih merata di seluruh Bali.
Selain itu, Menpar juga berencana untuk meningkatkan promosi destinasi wisata yang belum terlalu terkenal melalui berbagai kampanye pemasaran baik di dalam maupun luar negeri. Dengan demikian, diharapkan penyebaran wisatawan di Bali dapat menjadi lebih merata dan memberikan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata di Pulau Dewata.
Dalam kesempatan tersebut, Menpar juga mengajak seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Bali untuk bersinergi dan bekerja sama dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh industri pariwisata di masa pandemi ini. Dengan kerjasama yang solid, diharapkan pariwisata di Bali dapat pulih kembali dan memberikan kontribusi yang maksimal bagi perekonomian daerah dan negara secara keseluruhan.