Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit refluks asam lambung adalah kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala seperti nyeri dada, regurgitasi, dan mulas. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, ada sejumlah faktor yang dapat memperburuk kondisi GERD seseorang.
Salah satu faktor yang dapat memperburuk kondisi GERD adalah kebiasaan makan yang tidak sehat. Makanan yang pedas, berlemak, berkarbonasi, dan berkafein dapat merangsang produksi asam lambung dan membuat gejala GERD semakin parah. Selain itu, makan terlalu besar sebelum tidur juga dapat memicu refluks asam lambung karena posisi tidur membuat asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.
Kebiasaan merokok juga dapat memperburuk kondisi GERD. Nikotin dalam rokok dapat melemahkan sfingter esofagus bawah, yang merupakan katup otomatis yang mengontrol aliran makanan dari kerongkongan ke lambung. Ketika sfingter esofagus bawah melemah, asam lambung dapat lebih mudah naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala GERD.
Stres dan kecemasan juga dapat memicu gejala GERD. Ketika seseorang dalam keadaan stres, tubuh akan memproduksi lebih banyak asam lambung sebagai respon terhadap stres. Hal ini dapat membuat gejala GERD semakin parah dan sulit dikendalikan.
Selain faktor-faktor di atas, obesitas juga dapat memperburuk kondisi GERD seseorang. Kegemukan dapat meningkatkan tekanan pada perut dan memicu refluks asam lambung. Selain itu, lemak di sekitar perut juga dapat menekan lambung dan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.
Untuk mengurangi risiko terjadinya GERD atau memperburuk kondisi GERD yang sudah ada, disarankan untuk menghindari faktor-faktor di atas. Selain itu, perubahan gaya hidup seperti mengatur pola makan, berhenti merokok, mengelola stres, dan menjaga berat badan ideal juga dapat membantu mengurangi gejala GERD. Jika gejala GERD tidak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.